Langsung ke konten utama

Postingan

Tulang Punggung atau Tulang Rusuk

"Mungkin Mbak pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan waktu kecil sehingga terlalu keras pada diri sendiri." Aku menyeruput kopi es krim dengan suara keras agar kawan di seberangku melihat ketidaksenanganku atas pendapatnya. "Laki-laki itu tetaplah harus jadi tulang punggung, harus dia yang menafkahi keluarga, harus dia yang uangnya lebih banyak." "Tidak semua perempuan seberuntung itu dan tidak semua perempuan seberuntung wanita yang independen," tiba-tiba aku ingin membekap mulutku sendiri. "Mungkin mereka salah memilih," kawanku menatapku tajam. 'Tuh kan aku sudah duga dia akan bilang begitu,' aku berkata dalam hati. "Bagaimana dengan seorang wanita yang menikah dengan pria lulusan SD, kisah nyata 1983, kubaca di majalah Kartini," aku mencoba membelokkan pendapat dia dan meringis, teringat tanteku mencubit lenganku ketika mendapati aku membaca majalah wanita dewasa.  "Mungkin sebenarnya dia tidak bahagia,&quo
Postingan terbaru

Doakan Saja

"Aku harus pergi jauh dari sini," Diko menatap jauh ke luar jendela.  "Mengapa harus begitu?" aku membalikkan badan Diko ke arahku. "Namaku sudah cemar, begitu aku diberi kabar bahwa aku dikeluarkan dari perusahaan, HRD sudah bilang aku masuk black list, semua agensi riset di Jakarta tidak akan ada yang mau terima aku." "Kamu salah apa?" aku mengernyitkan kening, Diko jarang cerita lengkap. "Tidak akan ada yang peduli aku salah apa, semua sudah terlanjur," Diko berujar dan tampak cemas sekali. "Kau masih punya kesempatan untuk menjelaskan kepada mereka, Diko," aku berusaha menenangkan hatinya. "Tidak perlu, aku tidak akan lagi kerja di Jakarta," Diko cepat-cepat menukas. "Lalu kau mau tinggalkan aku?" sekarang nada suaraku meninggi. "Bagaimana lagi?" sekarang suara Diko melembut. "Bagaimana hubungan kita?" suaraku kali ini tidak bertenaga. "Tetap sama," suara Diko tampak tegas.

Anti Kelekatan

Tetes Embun Anti Kelekatan Jumat, 27 Januari 2023 Ibr 10:32-39, Mzm 37:3-4.5-6.23-24.39-40, R:39a; Mrk 4:26-34 Nihil Obstaat: Andreas Setyawan, SJ Sobat Katolikana, dalam bacaan hari ini, Tuhan Yesus menitipkan pesan yang penting untuk jadi bekal bagi kita. Bahwa dalam hidup kita hanya ada dua kehendak: kehendakku (tiap manusia) dan kehendakMu (Tuhan). Jika kita ingat ini selalu, maka kita akan jadi pribadi yang tangguh. Bagaimana mungkin?  Jika kita berharap kepada orang,  kalau tidak terpenuhi, emosi negatif akan muncul: rasa dibohongi dan sebagainya. Namun sebaliknya, jika kita berharap pada Tuhan, Dia akan menolong dengan cara yang tidak kita sangka. Dia yang akan menolong sehingga kita tidak perlu lekat akan kebaikan sesama manusia. Sobat Katolikana, salah satu yang juga jadi ajaran Tuhan kita, adalah anti kelekatan atas milik duniawi. Jika kita mau menyerahkan semua yang dimiliki sebagai hal di dunia sebagai penyelenggaraan Tuhan, janji Allah adalah kebahagiaan di Surga. Sebab se

Ketekunan

Tetes Embun Nihil Obstaat: Andreas Setyawan, SJ Ketekunan Kamis, 26 Januari 2023 2 Tim 1: 1-8, Tit 1: 1-5, Mzm 96: 1-2a.2b-3.7-8a.10, Luk 10:1-9 Sobat Katolikana, hari ini kita mengenang lagi, keteladanan dua murid kesayangan Paulus yaitu Timotius dan Titus. Timotius dikenal sebagai murid yang taat kepada gurunya dan sebagai martir dia wafat karena dilempari batu oleh orang-orang yang tidak percaya pada Kristus. Sementara Titus dikenal sebagai seorang yang taat peraturan, menolong dengan serius, berani menghadapi banyak tantangan dan mampu menjadi organisatoris handal. Kedua santo ini mendapatkan tugas perutusan yang tidak mudah dan tidak enak. Namun keteguhan dalam menjalankan perintah dari sang guru demikian kuat, terbentuk dari pendidikan di masa tumbuh mereka di dalam keluarga. Sehingga kepatuhan mereka itu, yang dihasilkan dari kesetiaan, kedisiplinan, perencanaan, ketekunan dan keteraturan, menghalau rasa takut mereka. Sobat Katolikana, di awal tahun ini, kita mulai lagi merancan

Bertobat

Nihil Obstat: Andreas Setyawan, SJ Rabu, 25 Januari 2023 Bertobat Kis 22: 3-16, Kis 9: 1-22, Mzm 117: 1-2, Mrk: 15-18 Sobat Katolikana, akhir-akhir ini isu resesi masih menghantui masyarakat di dunia. Butuh bantuan semua pihak agar roda ekonomi terus berputar. Selain berhemat, menurut pakar ekonomi, kita tetap harus membelanjakan uang agar ekonomi tetap jalan.  Sobat Katolikana, imbas dari resesi dihadapi oleh startup yang besar, sehingga terjadi PHK massal. Bagi mereka yang berkeluarga, tentunya ini menambah beban, semakin berat. Jika seorang menteri keuangan keluarga sudah habis kesabarannya, dan sering mengeluh dan bukan menambah penghasilan, jangan-jangan timbul persoalan baru dengan menyalahkan kepala keluarga mengapa tidak mencari pekerjaan baru. Padahal di situasi resesi ini mencari pekerjaan semakin sulit tentunya.  Sobat Katolikana, daripada menyalahkan kepala keluarga yang barusan di-PHK, sudah jatuh ditimpa tangga, menteri keuangan keluarga dapat membantu dengan berhemat dan

Tragedi Pus Mungil

"Dia mati," Ropik kembali masuk ke dalam rumah. "Hah?," aku kaget beneran. Iya, tidak menyangka pus mungil itu tiada secepat itu. "Tadi sekelebatan aku melihat buntut kucing dewasa," Ropik terduduk dengan wajah setengah tidak percaya. "Dan itu induknya. Leher si Kuneng terluka seperti bekas gigitan." "Kamu mau bilang induknya yang..?" Ini tidak sesuai harapan. Menyedihkan. Bencana kehewanan.  "Padahal aku taruh Soklat dan Kuneng di depan rumah supaya... " lelaki tinggi legam itu tidak melanjutkan bicaranya. "Supaya induknya menemukannya dan memberinya susu. Atau supaya ada yang kasihan dan memeliharanya," aku cepat menukas, memastikan jalan pikiranku sama dengan pria ini. Ropik mengambil tanah dan pasir dan menaruhnya dalam ember semen. Si Kuneng yang malang dikuburkan dengan hormat.  "Eh, ke mana si Soklat?" hanya Kuneng yang kulihat ditimbun tanah. "Mungkin dibawa induknya, mungkin diambil orang, aku

University of Life

Nihil Obstat: Andreas Setyawan, SJ Kemarin siang saya sempat adu argumen dengan boss yang tidak mau approve perpanjangan visa orang riset lapangan karena dia harus tinggal lebih lama di luar negeri karena sakit tipus dan covid. Menurutnya itu bukan tanggung jawab proyek ini. Akhirnya saya ingatkan lagi bahwa keberadaan dia di luar negeri sejak awal khusus untuk proyek ini. Tanpa kehadiran dia proyek ini tidak akan jalan, dan saya menawarkan untuk mengusulkan tambahan overhead cost karena perusahaan mesti membayar 20 persen dari nilai expense vendor luar negeri di mana tidak ada tax treaty antara dua negara. Saya juga mengacu pada pasal force major. UUD, ujung2nya duit. Kejadian ini membuat saya ingat pesan pastor retret ketika saya masih belajar di SMP swasta Jakarta, "Ingatlah cuma ada 2 kehendak dalam hidupmu, kehendakmu manusia dan kehendak Tuhan." Di situasi pandemi ini sekeliling saya sudah beberapa orang positif covid dan kantor semakin sepi dan tentunya mereka yang sed